Minggu, 19 Maret 2017

Malamnya Patah, Paginya Rindu

Pagi tadi, aku merindukannya. Mas Momon. Sangat. Setelah malamnya, aku tidak bisa menjawab ajakan menikahnya dan diikuti salam pisah dan janji tidak akan menemuiku lagi. Deg! seketika patah. Rasanya serba tidak nyaman, fisik maupun hati. Sepertinya rasa yang kumiliki semakin menyamai miliknya: cinta. Semakin hari semakin bertambah. Paginya, aku merasa manteb jiwa dan raga untuk mulai nilai serius hubungan ini. Bukan sekedar menghargai perasaannya, namun benar-benar serius menyamakan rasa agar saling cinta bukan cinta sepihak khas dia. Aku yakin, aku akan segera mencintainya.

Bismillah, setelah kupertimbangkan pendapat dari para sahabat, aku yakin maju. Mba dew, terutama dia, dia yang akhirnya bisa bikin mantap maju. Katanya, "selama tidak ada alasan syari untuk menolaknya, jangan diabaikan. Allah tidak beritahu secara gamblang untuk jawaban-jawaban doamu, tapi melalui tanda dan Allah udah beri tanda dengan menunjukkan beberapa orang lelaki yang tertarik denganmu namun yang berniat ajak menikah dan serius hanyalah dia, baru dia." Setelah itu, mantap nya makin terasa.

Hari ini, Tgl 20 Maret 2017, aku memenuhi tantangannya untuk temui abang. Bismillah, semoga Allah ridho ❤

Rabu, 15 Maret 2017

Dicintai atau Saling Mencintai?

Namanya Momon. Temen kerja dulu abis kuliah, jadi kenalnya sudah sejak November 2011. Bagaimana menceritakan tentang dia ya, hmm..agak serius nih karena ini menyangkut hati, hatinya. Sekitar 2014 akhir, dia mulai menyatakan suka padaku dari sikap dan sekarang, 2017.. dia gak pernah beranjak dari sukanya kepadaku. Sempat bingung, karena rasa yang sama tak kunjung timbul di hatiku.

Berulang kali aku pergi darinya, berbulan bulan tidak berkomunikasi atau lebih tepatnya aku mengabaikan semua SMS yang hampir setiap hari masuk sampai nomor handphone nya pun sempat aku block karena kurasa sangat mengganggu. Socmed juga ku block, pin BBM juga di delete. Aku sejahat itu, karena aku tak ingin memberikan harapan palsu yang di kemudian hari akan menghancurkan hatinya. Sikapku itu sama sekali tak merubahnya, entah itu hati terbuat dari apa. Padahal ada beberapa wanita cantik dan baik yang tertarik menjalin hubungan dengannya. Hatinya, alasan apa yang dipunya sehingga aku sangat layak dicintai olehnya sebegitunya.

Mas Momon, aku harus bagaimana? Hari inipun, aku berdoa pada Allah untuk hapus cintamu kepadaku namun jangan digantikan dengan benci dan segera dipertemukan dengan wanita baik yang bisa menemaninya mengejar Jannah Allah. Allah, tolong tunjukkan jalanMu, kasihan hatinya bila terus sakit dan patah karenaku.. Kumohon ❤

Jumat, 24 Februari 2017

Lelaki Baik

Semalam jalan ke arah Unnes (Universitas Negeri Semarang), sebenarnya pakai motor sih hehe. Liat suasana jalannya jadi keingat kisah sedih mengharukan dan berhasil bikin mata pedas tahan air mata, huhu.
Jadi dulu, Tahun 2007 pas daftar kuliah, aku kan ikut tes masuk mahasiswa di Unnes, diantar Abang. Dia Ade Rafiansyah, anak pertamanya Mama ❤ . Waktu itu, Pagi-pagi sekali sudah berangkat, eh di tengah jalan, gak jauh dari Unnes, motor mogok, ternyata ban nya bocor. Kami mengendarai motor Honda Grand milik Om. Sempat bingung, karena aku gak punya uang sama sekali, sepertinya Abang juga, kita berdua miskin betul, hahaha. Karena aku harus kejar waktu untuk tes, disuruhlah aku naik angkot dan dari saku celananya Abang ngeluarin duit receh lumayan banyak, katanya cukup buat aku naik daihatsu (sebutan Angkot/Angkutan Kota di Semarang). Terus bagaimana dengan motornya? kata dia, "udah kamu berangkat dulu buat tes". Belum selesai tes, Abang sudah sampai di Unnes buat jemput. Di perjalanan pulang, dia cerita kalau tambal ban dibayar dengan KTP, ketawa tapi garuk-garuk jidat. Dia janji ke pemilik bengkel, nanti dia akan kembali ambil KTP dan bayar ongkos tambal bannya. Setelah beberapa hari, Abang baru bisa kembali ke bengkel tsb karena baru ada uang. Sedih..terharu. Betapa susahnya dulu, buat bayar tambal ban aja sampai gak bisa.
Di sisi lain, baik2 saja karena hasil tes di Unnes menyatakan aku lulus meskipun akhirnya aku beralih ke Undip (Universitas Diponegoro). Rasanya, gak sisa-sia aja. Hehe.

Tidak jarang, berarti sering, aku lihat matanya dalam kondisi merah sekali setelah bangun tidur dimana menurut analisisku dia habis menangis semalaman keingat beban bayar ini itu, uang kuliah, direndahin orang lain, hidup ada-ada aja susahnya dan lainnya. Abang 😭 kasian ya. Tapi, berjuang memang butuh air mata biar kalau sudah sukses, kita gak sombong. Logikanya ada ya, pasti ada. Alhamdulillah, sekarang dia dalam keadaan baik, InsyaAllah mapan, dan semoga segera dipertemukan dengan wanita salihah yang dapat diajak bersama-sama berjuang, bahagia dunia dan akhirat.