Jumat, 16 Januari 2015

Asap Beraroma Kenangan

Aku tidak asing dengan aroma ini,  hasil pembakaran daun kering. Bahkan menyukainya. Dulu, aroma ini yang mengantarku ke sore. Kakek (Papin Abo, "Bapak") mengumpulkan daun kering yang gugur dari pohon-pohon mangga, jambu air dan cermai di pekarangan rumah, menyulutnya dengan sedikit minyak tanah menghasilkan asap putih beraroma khas.  Setiap sore,  seingatku tak ada sore yang terlewat tanpa aroma ini. Ini aroma sore. Sore itu mendengarkan petuah Bapak, komentar beliau akan bacaan Iqro-ku, janji lari pagi hari minggu, menanyakan pelajaran-pelajaran sekolahku, terkadang juga tanpa suara hanya pandangan yang tak lepas dari jingganya langit. Ketika dewasa datang, aku mulai jarang melewati sore dengannya. Pulang diam-diam, masuk rumah kalau sudah yakin beliau dalam rakaat salat magribnya, kalau tidak "baru pulang jam segini, gak ingat rumah? Kemana aja? Anak gadis pulang jam segini, sana salat magrib! " yang akan kudapat. Bapak, bagaimana keadaanmu di sana?, semoga Allah memberikan tempat yang nyaman bagimu selama "masa tunggu", maafkan aku yang lalai mengirimkan Al-fatihah untukmu.

Bapak.. Seandainya waktu bisa diputar kembali, aku tidak akan pergi dari sisimu setiap sore menjelang. Aku ingin memiliki kembali sore itu, dengan "asap putih" menjadi aromatherapy. Aroma kenangan bersamamu. Selamat sore^^

Senin, 05 Januari 2015

Aku Tahu.. Aku Sadar

Ada hal yang benar-benar kita ketahui terlarang untuk dilakukan, taruhlah berdosa, tapi entah kenapa terjadi berulang dengan sadar. Apa benar dosa bisa dinikmati dan dianggap indah.  Sepertinya.. Ini tergantung pilihan. Dewasaku mengatakan,  pemikiran tsb harus diindahkan.

Namun ketakutanku untuk berjanji padaMu,  ya Allah..
Aku yakin,  Engkau akan memaafkan berulang2 kali untuk dosa yang sama setiap ampunan yang terucap. Tapi terkadang, ada hal di luar kendaliku,  kuakui pengendalian diriku buruk, bahkan sangat buruk.
Bolehkan wahai Allah, yang Maha Mengetahui, kalau janji yang kuucap di awal tahun ini, kuniatkan untuk memperbaiki diri. Tentu saja tanpa menjanjikanMu hal lebih? Ahh.. Iya!

Bismillahirrohmanirrohiim.. Resolusi 2015 semudah menuliskan 2-0-1-5 (takut gak kesampaian *LOL )

@warung kulakan, samping PLN Jatingaleh,  Semarang.

Sabtu, 03 Januari 2015

Diam

Aku iri dengan DIAM
Diam sangat mengerti untuk menjauh
Diam paham betul cara menarik perhatian
Diam tak perlu peduli dengan tatap mata
Ternyata.. Diam itu menyenangkan.

Diam menyenangkan! Really! Aku gak perlu berusaha merangkai kata agar orang lain tersenyum. Aku tak perlu merasa tak enak hati karena tak mengajak orang sebelah kanan untuk mengobrol.  Diam is me time, tak usah memikirkan hal-hal berat, cukup lakukan yang kusuka, yang membuat senang hatiku. Aku gak perlu membayangkan pemikiran orang lain kalau hari ini bajuku gak normal, dandananku semacam zombie.. Gak perluuu. Enaknya.

Tapi apa iya diam bisa menghasilkan solusi.  Ah bodo amat! Diam aja dulu, kalo sudah puas rekreasi dalam diam, barulah kita pikirkan.

Ketika seharian diam karena kubikel kanan kiri kosong, baca novel sampai tamat, kusadari dengan sesadar-sadarnya kalau diam itu..ternyata menyenangkan.  *senyumlebar5jari*